Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk meningkatkan. Arikunto (2006:160), 'The research. Teori Motivasi dan. ![]() Dengan demikian, akan diperoleh pemahaman yangkomprehensif mengenai praktik disituasi di mana praktik tersebut dilaksanakan. Terdapat dua hal pokok dalam penelitian tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini akan mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu; (1) untuk memperbaiki praktik; (2) untuk pengembangan profesional dalam arti meningkatkan pemahaman para praktisi terhadap praktik yang dilaksanakannya; serta (3) untuk memperbaiki keadaan atau situasi dimana praktik itu dilaksanakan. Naskah drama 4 orang. Selain itu, berbagai pihak sangat berkepentingan dalam PTK. Kemmis dan MC Taggant (dalam Suparno, 2008:6) menjelaskan bahwa PTK sebagai bentuk refleksi diri kolektif yang didahulukan oleh para partisipan dalam situasi sosial dengan tujuan untuk memajukan produktivitas, rasionalitas, keadilan pada persoalan sosial, atau praktik pendidikan. Partisipannya adalah guru, siswa, kepala sekolah, orang tua, dan anggota masyarakat. Dalam dunia pendidikan, PTK digunakan dalam pengembangan kurikulum, profesi, program sekolah, perencanaan, dan kebijakan sekolah. PTK merupakan salah satu jenis penelitian dari berbagai jenis yang ada seperti penelitian eksperimen darn penelitian kuantitatif, namun PTK merupakan jenis penelitian yang paling tepat dan strategis untuk perbaikan proses pembelajaram yang permasalahanya banyak dialami oleh para tenaga pendidik dan kependidikan. Oleh karena itu, jenis penelitian ini sangat tepat untuk dipahami dan diaplikasikan dalam upaya mengatasi maslah yang relevan bagi mereka, yang kesehariannya tidak lepas dari masalah di kelas atau proses pembelajaran. Ada dua teori yang mendasari penelitian tindakan, yaitu teori penelitian tindakan kritis dan teori penelutian tindakan praktis. Nama “penelitian tindakan kritis” (critical action research) sendiri diambil dari tubuh ilmu “teori kritis” (critical theory)yang menjadi bidang ilmu yang mendas a rinya. Dasar-dasar penelitian tindakan kritis, selain diambil dari teori kritis dalam ilmu-ilmu sosial dan humanitas, juga dari teori-teori “pascamodernisme”. Teori kritis dalam ilmu-ilmu sosial dan penelitian tindakan mempunyai tujuan dasar yang hampir sama, karena keduanya memiliki kepedulian yang sama. Penelitian tindakan Kritis dan teori kritis dalam ilmu social dan humanistas juga di dasari oleh batang ilmu atau teori yang sama yaitu pascamodernisme (postmodernism). Pascamodernisme memiliki pandangan yang berbeda dengan metode ilmiah tradisional tentang konsep kebenaran dan objektivitas. Menurut pandangan pascamodernisme kebenaran itu relatif, kondisional dan situasional, penelitian dalam pendidikan dan kurikulum umpamanya adalah sesuatu yang di lakukan dalam proses pendidikan dan kurikulum. Leap office 2000 full version download. Bukan terhadap pendidikan dan kurikulum. Penelitian tindakan praktis (practical ation research) lebih menekankan pada pendekatan bagaimana proses penelitian tindakan, dan kurang menekankan segi-segi filosofis. Penelitian ini bertolak dari asumsi. Pertama, bahwa peneliti pelaksana (guru, Dosen, administrator) secara individual atau tim memiliki otonomi, dan dapat menentukan sifat penelitian yang akan di lakukan. Kedua, peneliti pelaksana memiliki komitmen untuk terus meningkatkan kemampuan professional, dan menyempurnakan program yang di realisasikan pelaksanaan kegiatan sehari-hari. Ketiga para peneliti peaksana sebagai penentu kebijakan akan memilih bidang focus yang di teliti, teknik pengumpulan data, teknik analisis, dan interprestasi data, dan mengembangkan program berdasarkan temuan0temuan mereka sendiri. Penelitian tindakan kelas dapat diartikan sebagai penelitian tindakan (action research) yang dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta didik. Dalam hal ini pengertian kelas tidak terbatas pada empat dinding kelas atau ruang kelas, tetapi lebih pada danya aktivitas belajar dua oarang atau lebih peserta dididk.Suharsimi, Suharjono, dan Supriadi (2006) menjelaskan PTK dengan memisahkan kata-kata yang tegabung di dalamnya, yakni: Penelitian + Tindakan + Kelas, dengan paparan sebagai berikut. Dalam pelaksanaanya, masih banyak guru yang melakukan kesalahan dalam memaknai PTK ini. Kesalahan umum yang sering dilakukan, misalnya berkaitan dengan aktivitas pembelajaran, seringkali yang ditonjolkan adalah aktivitas guru bukan aktivitas peserta didik. Sebagai contoh, guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk melakukan peng a matan. Kalimat tersebut seharusnya dirumuskan sebagai berikut: peserta didik melakukan pengamatan dibawah bimbingan guru dan seterusnya yang ditonjolkan adalah aktivitas belajar peserta didik bukan aktivitas guru. Aspek lain yang perlu ditonjolkan adalah perbaikan proses atau peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru.
0 Comments
Leave a Reply. |